JAKARTA — Kabar pencopotan Zulham Syakwan Koto, MBA dari jabatan Direktur Bisnis dan Komersial PT Agrinas Palma Nusantara semakin kuat setelah sejumlah sumber internal memastikan bahwa pergeseran itu sudah dilakukan beberapa hari yang lalu. Informasi yang dihimpun wartawan menyebut pencopotan tersebut berkaitan dengan dugaan kekacauan besar dalam pengelolaan Kerja Sama Operasional (KSO) sawit di berbagai wilayah.
Menurut sumber internal Agrinas, evaluasi yang dilakukan manajemen menemukan indikasi sejumlah KSO berjalan di luar ketentuan perusahaan. Sumber tersebut menyebut adanya dugaan kontrak “bawah tangan” yang selama ini tidak tercatat resmi dalam sistem. Lebih jauh, hasil panen sawit disebut diambil oleh pihak ketiga, namun tidak disetor penuh ke perusahaan maupun ke negara.
Sumber itu menyatakan bahwa sejumlah kebun sawit yang masuk dalam skema KSO ditemukan dalam kondisi hancur-hancuran. Tanaman tidak dirawat, pemupukan tidak berjalan, dan sejumlah blok mengalami penurunan produksi ekstrem. Meski demikian, aliran hasil panen tetap berjalan, tetapi tidak transparan. “Setelah pencopotan ini, semua KSO yang bermasalah akan didata ulang. Yang kontraknya tidak jelas akan ditindaklanjuti,” ujar seorang pejabat internal yang mengetahui detail persoalan tersebut.
Informasi lainnya menyebut dugaan bahwa beberapa mitra KSO memanen sawit secara rutin tanpa melakukan perawatan kebun, sehingga aset perusahaan rusak sementara keuntungan diduga dinikmati pihak lain. Selain itu, beberapa laporan produksi disebut tidak sinkron dengan kondisi lapangan. Hal ini membuat evaluasi terhadap potensi kerugian perusahaan dan negara terus berlangsung.
Pihak manajemen Agrinas hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait pencopotan Zulham maupun penyebabnya. Upaya konfirmasi kepada Direktur Utama dan Sekretaris Perusahaan belum mendapat respons. Redaksi masih berupaya memperoleh klarifikasi lanjutan atas informasi ini. (*)
#agrinas #KSO