KIC CS Diduga Plesetkan Pernyataan Bupati Demi Kepentingan Politik Tuannya

KIC CS Diduga Plesetkan Pernyataan Bupati Demi Kepentingan Politik Tuannya
Ilustrasi Politik Kotor (Sumber : Beritasatu.com/Murizal Hamzah)

Teluk Kuantan - Mantan Anggota DPRD Kuansing, H. Saifullah Arianto ( Yan Tembak) ikut menyampaikan pandangannya terhadap Isu yang dilempar Khairul Ikhsan Chaniago (KIC) CS ke ruang publik terkait pernyataan Bupati. Hal tersebut disampaikan Yan Tembak pada Minggu (27/7) kepada rekan media 

Menurut Yan Tembak sebaiknya menafsirkan kalimat Bupati itu jangan sepenggal-penggal. Bupati menyampaikan seperti ini "Sudahlah, Kasian Orang Tuanya, Hanya Petani". Artinya jangan dibuat lagi masalah baru yang menjadi beban bagi orang tuanya ananda KIC, baik secara pikiran dan sebagainya. Bukan dalam artian meremehkan atau merendahkan petani secara umum

Yan Tembak juga mengimbau agar tidak usah dipolitisir. Semua itu terjadi karena ada sebab akibat perkataan, sikap dan perbuatan. Mari menjaga negeri ini agar aman dan damai. 

Sementara itu, Tokoh Muda Kuansing, Rido Ricardo mengatakan KIC Cs menggunakan gaya kuno dan menggelikan karena selalu bermuatan politik untuk kepentingan kubu yang didukungnya.

Pernyataannya pun selalu menyerang Bupati Kuansing, Dr. H. Suhardiman Amby, M.M yang mereka anggap lawan politik. Tujuannya tak lain adalah untuk membunuh karakter Bupati.

Langkah ini mereka anggap lebih maksimal untuk menumbangkan Suhardiman Amby, pada Pilkada November mendatang, sehingga mereka mengemas isu dengan menyerang pribadi Suhardiman Amby, seolah-olah merendahkan petani.

Gaya politik kotor ini menandakan kekhawatiran di kubu mereka, karena melihat kedekatan Bupati dengan masyarakat yang peduli akan kondisi rakyat di lapisan bawah sehingga menimbulkan kecemasan bagi pihaknya.

Seperti berita yang beredar di beberapa media online, Bupati disebut menghina petani. Bahasa ini diplintir untuk menjatuhkan Bupati di ruang Publik. Namun, sejatinya apa yang disampaikan Bupati hanya bentuk bahasa simpati.

Dalam pernyataannya Bupati menyarankan agar KIC belajar rendah hati dan sederhana kasihan orang tua yang merupakan petani. Dapat diartikan selaku orang yang lebih tua Bupati memberikan kata tunjuk ajar sebagai orang beradat di rantau Kuantan, dalam artian jaga kecemasan orang tua dalam bersikap.

Namun, sayangnya bahasa ini ternyata tidak tercerna dengan baik dan tidak dimengerti KIC.  Bahkan dirinya tidak memahami arti konotasi dari sebuah kalimat yang disampaikan Bupati dalam pernyataannya tersebut. Tentunya gelar S2 yang disandang KIC ini perlu dipertanyakan?

Akan tetapi sebaliknya, bahasa ini dapat dimengerti KIC, demi kepentingan politik untuk tuan yang kasih makan, dirinya sengaja memplintir untuk menjatuhkan pamor Bupati.

Padahal gaya politik yang dimainkan kubunya ini sudah tidak rahasia umum lagi bagi publik yang selalu mencari kesalahan orang lain. Ibarat pepatah gajah di pelupuk mata tidak nampak, semut di seberang lautan kelihatan. Ini sikap yang selalu mereka perlihatkan kepada masyarakat.

Seperti halnya sejumlah persoalan di Kuansing, terutama masalah korupsi, kubunya akan tumpul jika persoalan ada di pihaknya, sebut saja 3 Pilar yang masih bergulir hingga saat ini, bahkan Sukarmis, telah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini sudah berstatus terdakwa setelah menjalani sidang di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Koruptor Pekanbaru via daring (online).

Dalam kasus ini dirinya merugikan negara mencapai 22,6 Miliar. Kerugian ini untuk  kasus hotel Kuansing saja, belum termasuk kerugian pembangunan pasar modern dan Universitas Kuantan Singingi (Uniks). Mega proyek ini merupakan tiga pilar di masa pemerintahan Sukarmis.

Namun, sayangnya mereka tidak vokal menentang mega proyek yang hingga kini menyisakan segudang masalah. Bahkan beberapa pejabat telah banyak yang dipecat akibat proyek yang tidak masuk dalam RPJMD ini karena perencanaan dilakukan hanya berdasarkan nafsu semata, tanpa ada kajian yang matang dan tidak mematuhi peraturan yang berlaku. 

Masih banyak lagi kasus lainnya, yang menyisakan persoalan seperti hibah dana KNPI dan Pemuda Pancasila yang saat itu diketuai oleh Adam, yang tak lain merupakan tuan KIC saat ini.

Aparat Penegak Hukum Harus Mengusut Kasus -Kasus Ini

Komda LP KPK Riau, Thabrani Al Indragiri meminta aparat penegak hukum untuk mengusut danah hibah APBD Kuansing pada KNPI dan Pemuda Pancasila yang saat itu dipimpin oleh Adam. 

"Kami Komda LP KPK Riau mendapat informasi dan data-data yang valid mengenai kegiatan yang diduga fiktif yang dilakukan oleh KNPI Kuansing dan PP Kuansing saat diketuai oleh Adam. Untuk itu kami meminta APH segera mengusutnya agar mereka yang menyelewengkan danah hibah tersebut dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya," ucap Thabrani kepada media. 

Pihak aparat penegak hukum  diharapkan untuk mengusut kasus ini. Bagaimanapun juga, dana hibah ini merupakan uang negara yang bersumber dari APBD Kuansing. Sehingga harus dipertanggungjawabkan peruntukannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, diduga ada kegiatan yang fiktif untuk memuluskan SPJ.

Dan tentunya sejumlah persoalan ini akan menjadi tantangan bagi Kasat Reskrim Polres Kuansing yang baru dalam membongkar sejumlah kasus besar yang masih mengkrak dan sebagian masih berproses.

#Politik #Pilkada Kuansing